Senin, 30 Desember 2013

2013 menuju 2014

tanggal terakhir di desember tahun duaributigabelas

seperti berjalan diatas jalan panjang yang dimulai dengan harapan. berdiri menggunakan sepatu, sandal atau bahkan tidak beralas. menjumpai jalanan lurus, berbelok, kerikil, polisi tidur namun tidak pernah menemukan jalan berputar. seperti itu perjalanan.

seperti waktu yang tak pernah ingin tertidur dan terus bergerak. kita hanya bisa berjalan menemui segala harapan dengan usaha tanpa tahu bagaimana yang terjadi kelak. waktu mengarah kepada tahun selanjutnya beberapa jam lagi. lalu sudahkan mengemasi, membenahi, merencanakan segala yang telah dilalui untuk dijalankan kembali dan dikemas lebih baik lagi?

bahagia atau sedih tentu dijumpai jika kita tarik waktu untuk berjalan mundur. bagaimana jumlah porsi tawa dan tangis? porsi bahagia tentu harus lebih dari sekedar tiga kali makan dalam sehari. biarkan sedih serupa magis yang hanya sesaat dipelukan tangis. semoga tahun selanjutnya kumiliki bahagia yang lebih mengganda dari tahun yang akan kuakhiri ini.

kemudian, pada tahun ini sudah kujatuhkan salah satu batu dari pundakku. kugantikan dengan toga yang berhasil membuat senyum ayah tak berhenti sembari bersyukur. senyum itu ingin kubingkai dan kugantungkan dalam dinding ruangan kecil di salah satu organ tubuhku. hati.

hatiku masih terus senyum. dan akan terus begitu harapanku. bersyukur masih ditemani oleh laki-laki sederhana yang seringkali menungguku. yang menemaniku tak kenal keluh. aku ingin menabung waktu agar bisa terus bersama. semoga Tuhan membiarkan jalan itu terus terbuka untuk aku dan galung isya nukasvianta dewa.

tahun ini akan berlalu, aku akan berjalan menuju putaran tahun baru. dengan harapan menggebu. ingin kubiarkan senyum terus menggantungi orang disekitarku.

selamat dan semangat menuju tahun baru. semoga selalu dilindungi dan diberikan kesehatan oleh pemilik alam raya ini. Aamiin :) 

Sabtu, 26 Oktober 2013

sabtu malam.

sabtu ini meriah.
pesta pora dimana-mana.
penonton konser band luar negeri yang tentu riuh.
dengan suara yang belum tentu merdu namun ramai serak.
beribu pasang mata menikmati pertandingan bola tim negeri nan jauh.
melalui salah satu saluran dalam sebuah kotak berlabel berwarna perak.
sebagian dari manusia ibukota menikmati lampu kota yang tidak teduh.
dengan ramai tawa riang lupa akan retak.
kemudian berapa pasang muda-mudi menikmati malam sabtu yang tidak punah
santapan cinta tentu menjadi pelengkap malam pekat.

lalu seorang manusia tanpa nikmat meriah,
akan mengakhiri tulisan sabtu malamnya.
dalam kamar suasana orange.

Minggu, 08 September 2013

Keluarga Bedali. Malang.

seperti punya dua ayah. dua ibu.
punya eyang lagi. punya om dan tante lebih dari satu.
punya sepupu yang masih kecil-kecil dan lucu.

nyaman. 
satu kata yang bisa aku ungkapkan ketika selama berada di malang.
tidak ada keluh apapun.
suasana guyub. mangan gak mangan sing penting ngumpul.
di keluarga besar bedali, benar-benar terasa ungkapan itu.

seperti benar-benar memiliki ibu. ibu (lagi).
hal yang aku rindukan.
bahkan belum pernah rasanya pergi ke pasar berdua dengan ibu.
tapi aku diajak untuk merasakannya.
belum pernah juga berbicara panjang lebar dengan ibu.
lagi-lagi aku merasakannya.

serupa memiliki dua ayah.
pribadi yang berbeda. dingin namun perhatian.
haru. sungguh.

kutemukan sosok eyang lagi.
eyang yang selama ini aku kehilangan.
seperti kembali.
eyang yang selalu dengan wejangannya.
dengan segala bentuk toto kromo jawanya.
benar-benar seperti kudapati kembali.

aku belum pernah bermain dengan sepupu-sepupu yang masih kecil
aku tumbuh seiring sejalan dengan sepupu-sepupuku.
bertemu dengan sepupu-sepupu yang masih kecil itu, sungguh menggemaskan.
aku sangat suka. aku suka sekali anak kecil.
sama sepertimu.

belum pernah aku dapati sambutan hangat dari keluarga seperti keluargamu.
sesungguhnya aku masih ingin tetap tinggal lama disana.
menikmati udara pagi dari aroma pegunungan arjuna dekat rumahmu.
mendapati semua orang seisi rumahmu tiap pagi tengah sibuk merapihkan rumah,
kecuali kamu yang masih sibuk dengan selimutmu.
betapa aku rindu malang dan keluargamu.


ketika aku jatuh cinta padamu, aku juga mencintaimu keluargamu.

A New Life

We're having a new life. 
masing-masing udah punya kehidupan baru.
kenapa pilih tinggal di masa lalu,
dan masih terus ganggu-ganggu.
padahal dengan jalan yang beda,
kita punya kesempatan bahagia yang sama.


*buat mbak-mbak yang masih ganggu. masih maksa tinggal di masa lalu. karena waktu bergerak tidak mundur, tapi terus maju. 



Minggu, 09 Juni 2013

Dua Sisi



Kita bukan rupa yang sama.
Kita punya hal yang beda.
Tapi kita akan berbagi rahasia

Serupa berarti berkaca.
Jika gerak sama, apa yang menjadi beda.
Seperti aku dalam dunia kedua.

Punya arah yang beda,
Bukan berarti tujuan tidak sama.
Tentu kita punya lain cara.

Aku dan kamu menuju titik yang sama.
Biarkan kita berbeda, karena sama akan membuat bertanya.
Kunikmati kita dengan sudut pandang beda.
Kusayangi kita dalam dua sisi yang tidaklah sama.

kamu memang beda, bukan sekedar biasa

Sabtu, 16 Maret 2013

Bumi, katanya.

Pada suatu masa,
Debu bersarang seperti menyerang.
Tikus-tikus berdomisili di selokan berwujud nyata di tanah manusia.
Kongsi jahat menjamur.
Manusia dengan muka lebih dari satu menduplikat.
Musang dengan bulu kelinci membiak.
Segala manis kebaikan hanya berupa pahit yang menyamar.

Lalu kata lebih senang bermukim di penjara.
Diam menjadi solusi tanpa kritik yang ada.
Ini kehidupan rupanya.
Bumi katanya.

Sabtu, 02 Februari 2013

Aku bahagia pernah kecil

aApakah kamu mengingat ketika gemar merengek hanya ingin meminta susu dan orang tua mu lekas memberikannya?
Apakah kamu ingat ketika kamu terjatuh, lalu seringkali orangtuamu membantu membangunkanmu?
Apakah kamu masih mengingat saat idul fitri selalu berbelanja baru sebagai hadiah kamu telah berpuasa sebulan penuh?
Apakah kamu masih mengingat saat ayahmu menabung demi membelikan mainan-mainanmu?
Apakah kamu ingat saat ayahmu mengajarkanmu naik sepeda, atau bermain layangan di pekarangan rumah?
Apakah kamu masih ingat setiap minggu pagi selalu di depan televisi menonton kartun pagi?
Apakah kamu ingat ketika pertama kali kamu sekolah dan memiliki seragam?
Apakah kamu masih ingat ketika kamu belajar membaca dan menulis lalu orangtuamu selalu bangga?

Apakah kamu masih ingat semua tentang apa yang telah dialami sewaktu kecil itu?

Betapa bahagianya aku pernah kecil.

Selasa, 15 Januari 2013

Kepada Bulir Hujan

Kepada bulir-bulir hujan,

Entah kenapa kamu senang sekali berkunjung ke bumi akhir-akhir ini?
Sering menjatuhkan bulir-bulirmu ke tanah ini?
Apa rencanamu sampai selalu datang setiap hari?

Hujan,
Bulirmu serupa berkah ketika hadir di bumi
Entah pagi siang atau malam hari
Kadang berupa doa bulirmu  diharapkan untuk melepas kering.
Tapi jika bulirmu seperti ini banyak yang meminta tolong.

Hujan,
Betapa aku mencintai kehadiranmu.
Aroma datangmu ketika bersentuh dengan tanah saja membuatku jatuh hati selalu.
Wangi yang selalu aku tunggu ketika musim kering menamu..

Hujan,
Minimalisir bulirmu ya..
Aku hanya tak tega ketika harus melihat banyak tangisan meronta..

Hujan, datanglah seperlunya..
Berikan hukuman seadanya..

Kutitipkan doa-doa pada setiap tetes bulirnya..

#30harimenulissuratcinta hari ke-3

Lagi-lagi untuk hurufkecil

Tahun lalu ku kirimkan surat ini kepada si tomat.
Dan tahun ini masih untuk tomat.

Setelah setahun-dua tahun kicauannya berkicau di linimasaku.
Aku masih berbinar setiap dia berkicau.
Entah kenapa kicauan wara-wirinya pas selalu.
Aku rasa tomat bisa jadi orang yabg berubah-ubah.

Bukan hanya kicauan jatuh kepada cinta.
Bahkan kicauan patah hati sampai pernah jadi korban didua.

Kicauan yang memiliki kemasan rapih menjadi hal yang wajar jika si tomat punya banyak karya.

Semoga karya tomat selalu bisa menginspirasi..