Minggu, 08 September 2013

Keluarga Bedali. Malang.

seperti punya dua ayah. dua ibu.
punya eyang lagi. punya om dan tante lebih dari satu.
punya sepupu yang masih kecil-kecil dan lucu.

nyaman. 
satu kata yang bisa aku ungkapkan ketika selama berada di malang.
tidak ada keluh apapun.
suasana guyub. mangan gak mangan sing penting ngumpul.
di keluarga besar bedali, benar-benar terasa ungkapan itu.

seperti benar-benar memiliki ibu. ibu (lagi).
hal yang aku rindukan.
bahkan belum pernah rasanya pergi ke pasar berdua dengan ibu.
tapi aku diajak untuk merasakannya.
belum pernah juga berbicara panjang lebar dengan ibu.
lagi-lagi aku merasakannya.

serupa memiliki dua ayah.
pribadi yang berbeda. dingin namun perhatian.
haru. sungguh.

kutemukan sosok eyang lagi.
eyang yang selama ini aku kehilangan.
seperti kembali.
eyang yang selalu dengan wejangannya.
dengan segala bentuk toto kromo jawanya.
benar-benar seperti kudapati kembali.

aku belum pernah bermain dengan sepupu-sepupu yang masih kecil
aku tumbuh seiring sejalan dengan sepupu-sepupuku.
bertemu dengan sepupu-sepupu yang masih kecil itu, sungguh menggemaskan.
aku sangat suka. aku suka sekali anak kecil.
sama sepertimu.

belum pernah aku dapati sambutan hangat dari keluarga seperti keluargamu.
sesungguhnya aku masih ingin tetap tinggal lama disana.
menikmati udara pagi dari aroma pegunungan arjuna dekat rumahmu.
mendapati semua orang seisi rumahmu tiap pagi tengah sibuk merapihkan rumah,
kecuali kamu yang masih sibuk dengan selimutmu.
betapa aku rindu malang dan keluargamu.


ketika aku jatuh cinta padamu, aku juga mencintaimu keluargamu.

A New Life

We're having a new life. 
masing-masing udah punya kehidupan baru.
kenapa pilih tinggal di masa lalu,
dan masih terus ganggu-ganggu.
padahal dengan jalan yang beda,
kita punya kesempatan bahagia yang sama.


*buat mbak-mbak yang masih ganggu. masih maksa tinggal di masa lalu. karena waktu bergerak tidak mundur, tapi terus maju.