Selasa, 15 Januari 2013

Kepada Bulir Hujan

Kepada bulir-bulir hujan,

Entah kenapa kamu senang sekali berkunjung ke bumi akhir-akhir ini?
Sering menjatuhkan bulir-bulirmu ke tanah ini?
Apa rencanamu sampai selalu datang setiap hari?

Hujan,
Bulirmu serupa berkah ketika hadir di bumi
Entah pagi siang atau malam hari
Kadang berupa doa bulirmu  diharapkan untuk melepas kering.
Tapi jika bulirmu seperti ini banyak yang meminta tolong.

Hujan,
Betapa aku mencintai kehadiranmu.
Aroma datangmu ketika bersentuh dengan tanah saja membuatku jatuh hati selalu.
Wangi yang selalu aku tunggu ketika musim kering menamu..

Hujan,
Minimalisir bulirmu ya..
Aku hanya tak tega ketika harus melihat banyak tangisan meronta..

Hujan, datanglah seperlunya..
Berikan hukuman seadanya..

Kutitipkan doa-doa pada setiap tetes bulirnya..

#30harimenulissuratcinta hari ke-3

Lagi-lagi untuk hurufkecil

Tahun lalu ku kirimkan surat ini kepada si tomat.
Dan tahun ini masih untuk tomat.

Setelah setahun-dua tahun kicauannya berkicau di linimasaku.
Aku masih berbinar setiap dia berkicau.
Entah kenapa kicauan wara-wirinya pas selalu.
Aku rasa tomat bisa jadi orang yabg berubah-ubah.

Bukan hanya kicauan jatuh kepada cinta.
Bahkan kicauan patah hati sampai pernah jadi korban didua.

Kicauan yang memiliki kemasan rapih menjadi hal yang wajar jika si tomat punya banyak karya.

Semoga karya tomat selalu bisa menginspirasi..