Sabtu, 21 Agustus 2010

cinta

aku cinta kamu seperti aku mengagumi gerimis yang pertama membasahi wajahku, dan melunturkan segala kegelisahanku.
kamu seperti bulir-bulir sederhana bermakna yang aku tunggu kedatangannya dalam tahun.

aku cinta kamu seperti angin yang membawa debu.
kenapa debu? karena yang aku tahu debu itu sering menempel dan susah dibersihkan oleh apa pun.

aku cinta kamu seperti goresan tinta penaku yang tiap kali aku menulis aku tidak pernah ingin berhenti.
dan kamu seperti huruf yang ada di otakku, begitu banyak berdesakan memenuhi tempat huni.

aku jatuh cinta padamu tidak hanya sekali.
aku berkali-kali mencintaimu dari pertama kita bertemu sampai hari ini.

aku mencintaimu bukan hanya kata. aku mencintaimu dari aku terkena luka nanah sampai menggoreskan semuanya dalam cinta.

duaributigapuluh

putar.
dia berputar.
rasa tawar.

dia hanya meminta sisa.
karena tak mampu menawar.
silang kata tak bisa.

dia ada di tempat baru.
yang banyak menjual waktu.
dia ada di tahun duaributigapuluh.

Selasa, 17 Agustus 2010

berubah seperti sudah berubah?

saya kira bergerak dari titik satu ke titik lain bisa dinamakan berubah. atau saya kira berubah itu seperti membuat garis mendatar yang ada di huruf A belum jadi, dalam arti jelas melengkapi batang tubuh si A yang mungkin kurang bagus. ataukah mungkin berubah itu seperti memperbaiki diri dengan janji janji. tapi buat apa berubah jika janji itu cuma janji yang kata katanya tidak terealisasi. jadi sebenarnya apa yang dikatakan berubah? berubah itu juga ada macamnya mungkin. berubah sifatnya sementara dan berubah yang sifatnya permanen. lalu jika sudah bisa dikatakan berubah.

banyak orang berubah disekitar saya. mereka berjalan dari titik yang sama menuju titik-titik lain yang mereka bentuk menjadi miring. apa nikmatnya hidup miring? toh hidup hanya sekali. yang saya rasakan hidup itu harus disyukuri dan lakukan yang terbaik. jika kita belum bisa melakukan yang terbaik kita berusaha memperbaikinya. banyak juga yang berubah, dari semua kata kata yang mungkin sepi menjadi kata yang ramai. saya masih ada di titik yang sama, saya berubah untuk memperbaiki diri saya. soal janji janji yang saya katakan tentu saja akan saya realisasikan. lalu bagaimana dengan janji kamu? yang sering sekali kamu bicarakan itu? yang telah berubah. yang sudah berubah? jika seperti ini aku bisa bilang kosong.

Senin, 09 Agustus 2010

pantai

desir..
mendesir..

aku sayup terik.
dalam senja yang pelan berbisik.

aku di pesisir barat kota.
menamu dan dijamu senja.
aku kehabisan kata.
aku abadikan dalam peka.

kamu hilang, tidak terjala.
aku menuju jantung kota.
kamu diam di tempat aku pulang.

sepi ramai teman atau bukan?

Buat apa sepi bukan teman.
sepi itu teman.
sepi itu lengan.

Jika ramai itu bungkam.
buat apa diam.
buat apa dekam.
yang ada kamu padam.

sepi itu rindu.
rindu aku padamu.
rindu akan malam.
yang mencari sebuah teman.

ramai itu duka.
duka akan canda.
dan bisik-bisik manja.

lalu aku lari sepi.
mencarimu.
mencarimu..
dalam malam ketika ada rindu.

Dia bukan dia cuma kata

Dia berjalan.
Dia terdiam.
Dia terhenti.
mencari ruang.
ruang pasif tempat dia singgah.

Dia berlari.
Dia bicara.
Dia melangkah.
Dia sendiri merasa terbuang.
Dia berada untuk suatu tempat.

Dia sepi.
Dia sendiri.
Dia merasa dan dirasa.
Dia kenapa?
apa ada yang peduli?

Dia ramai.
Dia terburai.
Dia kembali.
Dia tertawa berbalut luka.



dia. bukan dia. cuma kata

Selasa, 03 Agustus 2010

segala yang tersirat

jika ada suatu pilihan yang tidak menghasilkan resiko banyak pasti sudah aku pilih jalan itu. bukan jalan yang seperti sekarang yang aku sudah tahu hanya ada satu pilihan dan pilihan yang ga mungkin. serta jawaban yang udah aku tau jauh sebelum nanti akan terjadi.

ah berulang kali aku selalu coba lari. tapi apa yang terjadi? aku berlari di lintasan yang sama. aku seperti hanya berlari untuk berputar kemabali ke tempat yang sama. dan pada akhirnya aku berdiri di tempat yang sama ketika aku baru akan mulai berlari. di titik yang sama.

jika a bukan b jangan pernah salahkan a karena b hanya mau muncul ketika semua hal tersirat telah selesai dimengerti tanpa harus memberikan segala rinciannya. makanya b selalu muncul ketika a telah dimengerti bukan? sama seperti yang aku sampaikan.