Selasa, 21 Agustus 2012

Percakapan tiba-tiba

saya jarang ada di rumah ini. saya hanya ada pada akhir minggu saja, selebihnya kuliah. kuliah menguras waktu saya. ketika pulang saya sering melakukan percakapan tiba-tiba dengan ayah saya. saya sebut ini sebagai quality time antara ayah dan anak perempuannya. ayah saya adalah ayah paling luar biasa. tidak ada yang tahu bagaimana dia mendidik saya sampai saya seperti ini.

suatu waktu saya dan ayah sedang duduk di ruang tengah sembari menonton televisi. tiba-tiba saja ayah saya memulai pembicaraan. ya seperti yang saya bilang, percakapan tiba-tiba. ayah bilang "kalau kamu sedang berdoa, jangan lupa ucapkan terimakasih dahulu baru meminta. biasakan bersyukur dengan apa yang telah kamu dapat. jangan terus mengeluh dan meminta. karena nikmat yang Tuhan kasih harus kita syukuri". aku hanya diam sambil mengangguk pelan. kemudian ayah melanjutkan pembicaraannya "bersyukur kita masih punya rumah, masih bisa makan enak. bandingin sama yang diluar sana yang mungkin tidak punya rumah dan buat makanpun susah. makanya harus selalu bersyukur. jangan melihat keatas terus-menerus". aku lagi-lagi mengamini ucapan laki-laki setengah baya yang sudah bekerja keras untukku. jujur saja, ayah saya bukan orang yang serius yang kaku. ayah saya adalah orang yang humoris dan suka bergaul tetapi jika permasalahannya serius dia akan serius. 



lalu dengan memiliki ayah luar biasa ini,
apa yang sanggup saya beri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar