Selasa, 21 September 2010

warnanya hilang merah

pilarnya duka, dindingnya luka.
atapnya lara, pijakannya dera.
pahatnya sederhana tapi derita.

ruas-ruasnya resah.
warnanya hilang merah.
lalu bagaimana rupanya?
bahkan aku bingung menyebutnya apa?

jalannya liku, penuh kabut tutup mata.
peluknya erat, candanya suka.
aku sebenarnya cinta.

tapi tentang segala cacian,
buat aku ingin pergi dari ruangan.
ya tempat kita menyimpan kenangan,
yang sesekali kamu isi rayuan dan beberapa makian.

seringkali aku ingin lari.
bukan untuk pergi tapi ingin kamu dapat sangsi.
jangan pernah kira aku tidak peduli.
aku lihat kamu, tak pernah tinggalkan kamu sendiri.


*untuk teman disana yang dibalut duka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar