Rabu, 15 Februari 2012

apakah kalian telah berhenti mengeluh kepada Tuhan ?

Kadang aku memikirkan mereka. mereka berjalan di terik semacam ini tetapi masih sempat tersenyum. Mereka menjajakan barang sesekali menyeka keringat. peluh yang mereka sisakan untuk dikejar uang. berlari dari satu tempat ke tempat lain. kemudian bersahabat akrab dengan debu dan tolakan halus dari orang-orang. dan mereka masih bisa tersenyum sambil kembali berjalan kaki entah berapa kilometer. Aku memikirkan berapa uang yang mereka dapatkan setelah kaki yang dirasa jalan telah jauh, apakah yang mereka dapatkan cukup untuk makan sehari? Lalu aku diajak menyelami pikiran sendiri, aku bertanya2 tentang bagaimana keluarga mereka? Anak mereka? Istri mereka? Apa mereka masih bisa makan? Apa anak mereka bisa bersekolah? Dan apa mereka masih bisa tertawa? Apa mereka menikmati peluh2 hari dengan bersyukur? mereka dengan tertawa dan menikmati apa yang telah didapatkan menjadi hal yang cukup untuk mengucap syukur.. mungkin nasi dan tahu tempe menjadi panganan istimewa selagi semuanya halal. mungkin atap beralaskan tikar itu adalah cukup bagi mereka untuk menyamankan diri dari letihnya berjalan. dan mungkin kemeja lusuh putra-putri mereka dirasakan sempurna untuk menggantungkan cita-cita dan harapan mereka kepada keturunannya. ketika semua telah dirasa cukup, apalagi yang mereka ingat? tentu saja bersyukur..


Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kalian bersyukur pada apa yang kalian dapat? Apakah kalian telah berhenti mengeluh kepada Tuhan? 





perjalanan ke kulon,
ketika pedagang asongan masih setia tersenyum ditemani keringat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar